Monumen.id – Fitnah dan kepanikan pendukung Edy menjadi sorotan di tengah gelombang dukungan besar untuk Bobby Nasution. Demokrasi sejatinya adalah ajang adu gagasan, kompetensi, dan keberpihakan kepada rakyat.
Namun, di tengah pesta demokrasi yang sedang berjalan, kita justru menyaksikan fenomena yang mencemaskan, serangan fitnah keji dan penggiringan opini tak berdasar yang dilancarkan oleh segelintir pendukung Edy Rahmayadi terhadap Bobby Nasution.
Tindakan ini bukan hanya mencederai etika politik, tetapi juga mencerminkan kepanikan luar biasa yang sedang melanda kubu 02.
Kepanikan yang Terlihat Jelas
Hasil survei dari berbagai lembaga menunjukkan keunggulan signifikan pasangan Bobby Nasution-Surya di hati masyarakat. Tren positif ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan merupakan buah dari kerja nyata mereka dalam membangun kota Medan. Pencapaian di sektor kesehatan, infrastruktur, hingga digitalisasi pelayanan publik menjadi bukti nyata keberpihakan Bobby kepada rakyat.
Namun, keunggulan ini justru menimbulkan reaksi negatif dari pihak yang merasa terancam. Berbagai isu murahan dilemparkan untuk mendiskreditkan Bobby. Salah satunya adalah tuduhan bahwa kepala lingkungan (kepling) dikerahkan untuk meramaikan kampanye akbar Bobby-Surya di Astaka Pancing. Tuduhan ini tak lebih dari upaya murahan untuk menggiring opini publik, tanpa bukti jelas, hanya untuk menutupi kelemahan mereka sendiri.
Arus Dukungan Rakyat yang Tak Terbendung
Fitnah dan serangan seperti ini justru menjadi bukti kuat bahwa pendukung Bobby Nasution memiliki basis massa yang solid dan militan. Kehadiran ribuan warga di Astaka Pancing bukanlah hasil mobilisasi paksa, melainkan cerminan antusiasme rakyat yang percaya pada visi dan misi Bobby-Surya. Dukungan ini tumbuh dari akar rumput, dari masyarakat yang merasakan dampak positif kepemimpinan Bobby di Medan.
Sebaliknya, serangan bertubi-tubi ini mencerminkan ketakutan kubu lawan atas kekuatan arus bawah yang mendukung Bobby. Kepanikan ini kian terlihat ketika mereka lebih memilih menyebar narasi negatif ketimbang menawarkan solusi konkret bagi masyarakat.
Ciptakan Demokrasi yang Sehat
Di tengah segala upaya menjatuhkan citra Bobby Nasution, masyarakat Medan sudah semakin cerdas. Mereka mampu membedakan antara fakta dan fitnah, antara kerja nyata dan sekadar janji. Kampanye berbasis kebencian hanya akan menjadi bumerang bagi pelakunya.
Kepada para pendukung Bobby, serangan ini tidak boleh menyurutkan langkah. Sebaliknya, ini adalah panggilan untuk terus memperkuat solidaritas, menjaga suasana damai, dan membuktikan bahwa politik yang santun akan selalu menang di hati rakyat. Demokrasi membutuhkan kompetisi yang sehat, bukan ombak fitnah yang mencemari pesta rakyat.
Kemenangan sejati bukan hanya tentang meraih suara terbanyak, tetapi juga menjaga kehormatan dalam perjuangan. Bobby Nasution telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang bekerja untuk rakyat, dan rakyatlah yang akan menjadi tameng terbaik melawan segala serangan tak bermoral.