Beranda News Beraroma Korupsi, SMA Negeri Bernilai 10 Milyar Hingga Kini Belum Rampung

Beraroma Korupsi, SMA Negeri Bernilai 10 Milyar Hingga Kini Belum Rampung

Beraroma Korupsi, SMA Negeri Bernilai 10 Milyar Hingga Kini Belum Rampung
Beraroma Korupsi, SMA Negeri Bernilai 10 Milyar Hingga Kini Belum Rampung

Monumen.id – Langkat. Pembangunan SMA Plus Langkat yang berada di Dusun VI Bukit Gayor, Desa Kampung Lama, Kecamatan Besitang, Kapubaten Langkat, Sumatera Utara beraroma korupsi.

Bagaimana tidak saat wartawan mengunjungi sekolah yang memiliki luas sekitar 10 hektar dan yang saat ini sudah berubah menjadi SMA Negeri 2 Besitang. Tampak bangunan yang dibangun sejak tahun 2020 hingga kini belum rampung.

Diketahui, SMA Plus Langkat dibangun dengan anggaran belasan hingga puluhan milyar yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara. SMA/SMK Negeri dikelola oleh pemerintah provinsi dinakhodai oleh Gubernur Edy Rahmayadi dan untuk sekolah dasar dan menengah dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota.

Tak hanya itu, anggaran yang dikucurkan juga bertahap. Kemudian saat wartawan, menyusuri beberapa bangunan seperti musala dan ruang pramuka, plafon bangun juga rubuh.

Kerusakan Fasilitas SMA Plus Langkat

Kubah musala juga lepas. Begitu juga dengan ornament musala yang hancur lebur. Kondisi bangun kian memprihatinkan. Pada saat wartawan menyusuri gedung yang diperuntukkan untuk LAB SMA Plus Langkat, lantai kramik dibangunan itu sama sekali belum terpasang.

Tak hanya itu, pada bagian plafon, beberapa titik lampu dan sarangnya lenyap. Kabel Listrik di gedung itu juga hilang. Tak tanggung -tanggung,pada bagian panel listrik juga dipahat maling. “ Kemarin istrik udah dipasang, sekarang sudah hilang dicuri, kabel kabelnya sudah lenyap dicuri. Bahkan ini salah satu banguan belum dipasang kramiknya, “ ujar Roso warga yang bertempat tinggal di sekitar sekolah, Senin (1/10/2024).

Jumlah Siswa Minim, Akses ke SMA Plus Langkat Sulit Dijangkau

Roso menambahkan, mirisnya saat ini jumlah siswa – siswi di SMA Plus Langkat yang dipimpin oleh Rizal Ginting hanya berjumlah 17 orang. Karena jarak yang jauh sekitar kilometer dari jalan besara atau jalan utama, kemudian melewati Perkebunan sawit serta akses jalan yang sering terendam banjir, diduga menjadi salah satu penyebab SMA Plus Langkat kurang diminati.

“ Sudah itu, letak bangunan atau gedung sekolah ini berbahaya. Harusnya diratakan, terus ditimbuni. Ini kita jalan aja menuju gedung sekolah ini sudah capek. Dan posisi antar Gedung cukup aneh, masa ada yang di bawah macam mau masuk ke dalam jurang, “ ujar Roso.

“ Saat ini kalau murid belajar di kantor yang merupakan bangunan utama, “ sambungya. Ketika disinggung soal kelebihan dari sekolah SMA Plus Langkat ini, Roso pun tak mengetahui.

“ Saya enggak mengerti kelebihan sekolah ini apa. Cucu saya aja sekolah di luar, kuran srek aja di SMA Plus Langkat. Salah satu sarana olahraganya enggak ada. Udah gitu, dari jalan atau pasar besar itu jauh ke dalam sekitar 2 kilometer, “ ujar Roso.

Beraroma Korupsi dalam Pembangunan SMA Plus Langkat Senilai Miliaran

Dikabarkan sebelumnya, Pembangunan Gedung SMA Plus Langkat, menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumatera Utara.

Di mana, pembangunan ini diduga rawan akan tindakan korupsi dilakukan oknum-oknum di Dinas Pendidikan Sumut.

Selain oknum dinas, dugaan korupsi juga dilakukan oleh pihak pengembang. Kemudian BPK juga menemukan adanya dugaan korupsi terhadap pembanguna asrama bagi siswa yang akan belajar di SMA Negeri Plus Langkat ini.

Dalam hal ini, BPK menemukan adanya kekuranga volume terhadap pengerjaan di Gedung SMA Negeri Plus Langkat. Pembangunan gedung tahap 2 ini juga diketahui melewati batas waktu yang ditentukan.

Deketahui, pembangunan SMA Plus ini dibangun dengan menggunakan APBD Sumut yang mencapai Rp 10 Miliar. Gedung ini dikerjakan oleh CV Bintang Buana. Sedangkan pembangunan asrama murid dikerjakan oleh CV NJA. Tak tanggung – tanggung, kekurangan volume terhadap pengerjaan dua proyek tersebut merugikan negara hingga ratusan juta rupiah.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut Kurnia Utama membenarkan adanya temuan BPK terkait dengan Pembangunan ini. “ Benar itu menjadi temuan, “ kata dia melalui sambungan telepon. Kurnia Utama mengaku, temuan ini sudah ditindaklanjuti oleh inspektorat Sumut dan Dinas Pendidikan

Hanya saja, ia tidak bisa menjelaskan secara detail tindaklanjuti seperti apa yang sudah dilakukan oleh pihak pengembang.

“ Sudah ditindaklanjuti terkait dengan temuan ini, “ ungkapnya. Saat ditanya mengenai sanksi yang diberikan kepada oknum – oknum dinas yang diduga lalai dalam melakukan pengawasan, Kurnia Utama terdiam. “ Ya begitulah, pastinya sudah ditindaklanjuti, “ jelasnya.

Untuk diketahui, SMAN Plus Langkat ini sudah direncanakan dibangun sejak tahun 2020. Namun, Pembangunan baru dilakukan pada tahun 2022, di mana masa kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi.